faisalnasimuddin

How Empathy and Compassion Heal Human Relations

No human should go through what George Floyd went through in his final moments. He was unarmed and presented no threat yet allegedly pressed to the ground by four policemen, the very people who are supposed to protect and preserve civilians. One of them allegedly locked his knee on Floyd’s neck, until he asphyxiated to death. This violence kickstarted the #blacklivesmatter movement and some took advantage of the marches to loot and burn businesses.

Let’s be clear on this. The racial bias and prejudice that led to George Floyd’s death are wrong. The looting and burning of businesses in the pretext of protesting his death is also wrong.

Muslims are one brotherhood, which is part of a larger brotherhood of humanity. Islam with its universal concept of this brotherhood rejects all artificial and man-made marks of distinction.

No one can claim any superiority over the other based on race, colour, language or wealth, and this is emphasized in the last sermon of Prophet Muhammad (peace be upon him) showing high regards for humanity irrespective of colour or race: “All mankind is from Adam and Eve, an Arab has no superiority over a non-Arab nor a non-Arab has any superiority over an Arab; also a white has no superiority over a black nor does a black has any superiority over a white except by piety and good action.”

In another Hadith, Prophet Muhammad said: “You see the believers as regards their being merciful among themselves and showing love among themselves and being kind, resembling one body, so that, if any part of the body is not well then the whole body shares the sleeplessness (insomnia) and fever with it.” (Bukhari)

Empathy neutralizes the negativity in our lives. When you’re frustrated, angry, or dissatisfied with someone, your ability to temporarily take that person’s perspective and see his or her point of view is a powerful tool. It softens your negative emotions, and both respond more positively, paving the way for an equitable solution to the problem.

The best part of having compassion and empathy is that you can also use it on yourself. You’re more likely to achieve success if you give yourself a healthy dose of self-compassion after you fail, miss a deadline, or make a mistake.

Coming down hard on yourself after a fumble reduces your chances of rebounding. Conversely, empathy for yourself after a setback motivates you to get back in the saddle.

The Quran itself uses the word ‘rahm’ (mercy, compassion) repeatedly, more than 326 times. Rahmah means softening of heart towards one who deserves our mercy and induces us to do good to him/her. It is interesting to note that in Arabic the womb of a mother is also called rahim.

It is generally accepted that the more self-compassion you have the more empathy you can show to others. The best medicine is to be kind to yourself: talk yourself off the ledge; give yourself a pep talk or positive affirmation. Throw yourself a thumbs-up every time you finish a project, reach a successful milestone, or accomplish a goal at work.

For humans to survive, we have to recognize we are all one and everyone deserves the right to dignity, the right to food, the right to security, to shelter, and to health care. If we oppose or somehow reject this, the future will be a tough, arduous road littered with conflicts and confrontations for all of us.

Bagaimana Empati dan Kasih Sayang Memperbaiki Semula Hubungan Sesama Manusia

Tiada manusia yang sepatutnya melalui apa yang dilalui oleh George Floyd pada saat-saat akhir hidupnya. Dia tidak bersenjata dan tidak mengancam sesiapa pun namun didakwa telah ditekan ke tanah oleh empat orang anggota polis yang sepatutnya melindungi dan memelihara keselamatan orang awam. Salah seorang daripada mereka didakwa telah menekan lutut pada leher mendiang, sehingga mendiang tidak boleh bernafas dan meninggal dunia. Tragedi ini telah memulakan pergerakan #blacklivesmatter namun sesetengah pihak mengambil kesempatan dari tunjuk perasaan ini untuk merompak dan membakar premis-premis perniagaan.

Kita perlu telus dalam perkara ini. Bias dan prasangka perkauman yang menyebabkan kematian George Floyd adalah salah. Merampas dan membakar perniagaan dengan alasan memprotes kematiannya juga salah.

Umat Islam adalah satu persaudaraan yang merupakan sebahagian daripada persaudaraan manusia yang lebih besar. Islam dengan konsep universal persaudaraan ini menolak semua jenis perbezaan buatan manusia.

Tiada siapa yang dapat menuntut keunggulan atas yang lain berdasarkan bangsa, warna kulit, bahasa atau kekayaan, dan ini ditekankan dalam khutbah terakhir Nabi Muhammad (saw) yang menunjukkan ketinggian rasa hormat kepada umat manusia tanpa mengira warna kulit atau bangsa: “Umat manusia semuanya berasal dari Adam dan Hawa, orang Arab tidak mempunyai keunggulan berbanding orang bukan Arab dan juga orang bukan Arab mempunyai kelebihan berbanding orang Arab; juga orang kulit putih tidak mempunyai kelebihan daripada kulit hitam dan juga orang kulit hitam tidak lebih baik daripada warna putih kecuali dengan takwa dan tindakannya yang baik. ”

Dalam hadis yang lain, Nabi Muhammad bersabda: “Kamu lihat orang-orang yang beriman , mereka menyayangi sesama mereka dan menunjukkan kasih sayang sesama mereka dan bersikap baik, umpama tubuh manusia, , jika ada bahagian tubuh yang tidak sehat maka seluruh tubuh akan merasa tidak tidur (insomnia) dan demam dengannya. ” (Bukhari)

Empati meneutralkan aspek negatif dalam kehidupan kita. Apabila anda kecewa, marah, atau tidak berpuas hati dengan seseorang, kemampuan anda untuk mengambil perspektif orang itu untuk sementara waktu dan melihat situasi itu dari pandangannya adalah kebolehan yang hebat. Ini melembutkan emosi negatif anda, dan keduanya bertindak balas dengan lebih positif, membuka jalan untuk penyelesaian masalah yang lebih adil.

Salah satu hikmah memiliki rasa belas kasihan dan empati ialah anda juga dapat menggunakannya pada diri sendiri. Kebarangkalian mencapai kejayaan akan meningkat untuk anda jika anda memberi diri anda rasa belas kasihan setelah anda gagal, terlepas tarikh akhir ataupun bila melakukan kesalahan.

Menghukum diri anda dengan berlebihan pula mengurangkan peluang anda untuk berubah menjadi lebih baik di masa hadapan. Sebaliknya, rasa empati terhadap diri sendiri setelah keterbelakang akan mendorong anda untuk kembali meneruskan perjuangan.

Al-Quran sendiri menggunakan perkataan ‘rahm’ (belas kasihan, kasih sayang) berulang kali, lebih daripada 326 kali. Rahmah bermaksud melembutkan hati terhadap orang yang berhak mendapat belas kasihan kita dan mendorong kita untuk berbuat baik kepadanya. Sangat menarik untuk diperhatikan, bahawa dalam bahasa Arab rahim juga membawa maksud tempat seorang ibu membawa kandungannya.

Umum menerima bahawa semakin banyak rasa belas kasihan terhadap diri anda, semakin banyak rasa empati yang dapat anda tunjukkan kepada orang lain. Ubat terbaik adalah bersikap baik kepada diri sendiri: pujuklah diri untuk menjauh dari tebing bangunan; berikan perbincangan positif atau penegasan positif. Ucapkan tahniah kepada diri anda setiap kali anda menyelesaikan sesuatu masalah, mencapai sesuatu kejayaan, atau mencapai aras baru di tempat kerja.

Agar manusia dapat terus hidup, kita harus menyedari bahawa kita semua adalah satu dan setiap orang mempunyai maruah, hak untuk mendapat rezeki, hak untuk selamat, akses ke tempat tinggal, dan penjagaan kesihatan. Sekiranya kita menentang atau menolak hakikat ini, masa depan manusia akan menjadi perjalanan yang sulit dan sukar penuh dengan konflik dan konfrontasi untuk kita semua.

Scroll to Top